meta ray ban meta ray ban

Kacamata Ray-Ban pintar makin canggih, tapi data kita aman gak nih? ๐Ÿค”

“Eh, guys! Tau gak sih, kacamata Ray-Ban Meta sekarang makin canggih aja. Bayangin, lagi jalan-jalan santai, terus tinggal ngomong ‘Hey Meta’, langsung bisa nanya rekomendasi tempat makan atau minta translate bahasa asing. Canggih, kan?”

Namun, tunggu dulu! Dibalik kecanggihan ini, ada isu privasi yang mulai membuat kita khawatir. Soalnya, kacamata ini kan bisa rekam video dan suara. Nah, data-data ini tuh dipake buat apa aja ya sama Meta? Aman gak sih data kita?

Nah, untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita bahas lebih dalam. Berikut adalah poin-poin penting yang akan kita kupas:

Fitur-fitur keren

Hey Meta

Fitur “Hey Meta” pada kacamata pintar Ray-Ban benar-benar menjanjikan kemudahan. Bayangkan, saat liburan ke Bali atau Raja Ampat, kita bisa merekam momen-momen penting dan mendapatkan informasi tentang lingkungan sekitar hanya dengan perintah suara. Namun, seperti artikel yang ditulis Tyler Lacoma di CNET, fitur AI ini memunculkan kekhawatiran serius tentang privasi data.

Artikel tersebut menyoroti gimana Meta dapat mengumpulkan data visual yang sangat banyak, dan pertanyaan tentang bagaimana data ini akan digunakan menjadi perhatian utama. Inna Tokarev Sela, CEO illumex, yang dikutip dalam artikel Lacoma, bahkan menyoroti potensi risiko privasi yang lebih besar karena lampu indikator rekaman pada model baru dapat dimatikan. 

Terjemahan realtime

Kerennya lagi, kacamata ini juga bisa jadi penerjemah bahasa real-time! Bayangin, kamu lagi ngobrol sama orang asing, langsung diterjemahin di depan mata. Terus, bisa juga foto-foto dan video hands-free, jadi kamu tetap bebas gerak. Mau live streaming ke media sosial juga bisa banget! Detail lengkapnya, bisa langsung kepoin di situs resmi Ray-Ban Meta. Tapi, dibalik semua kemudahan itu, ada juga yang khawatir soal privasi data kita. Soalnya, kacamata ini merekam banyak hal tentang lingkungan sekitar kita. Hal ini juga disoroti oleh Lance Whitney dalam artikelnya, bukan soal live translation atau Meta AI-nya sih, tapi implikasi dari semua fitur canggih ini. Pertanyaan besarnya, data kita aman gak ya? Semua kemudahan itu jangan-jangan ada harganya yang lebih besar dari yang kita bayangin.”

Kenyamanan vs keamanan privasi

Juli Clover dari MacRumors nulis artikel yang judulnya Meta Ray-Bans Can Now Use AI to Identify Objects, Leading to Privacy Concerns. Di artikel itu, dia nemuin kalo kacamata Meta Ray-Ban ini diem-diem ngumpulin data visual sama audio kita. Apalagi, AI-nya juga bisa ngenalin objek dan nyimpen transkrip suara. Wah, jadi agak serem juga ya, kayaknya privasi kita bisa keintip gitu.

The Verge juga ngebahas di artikel mereka yang judulnya Meta tightens privacy policy around Ray-Ban glasses to boost AI training. Katanya, Meta lagi ngubah kebijakan privasi buat kacamata pintar ini. Jadi, sekarang fitur Meta AI with camera bakal otomatis nyala kecuali kita matiin ‘Hey Meta’ . Tapi, juru bicara Meta bilang sih, foto sama video yang kita ambil pake kacamata itu tetep ada di camera roll HP kita dan gak dipake Meta buat training AI mereka, kecuali kalo kita share foto itu ke produk Meta lain.

Akibat yang ditimbulkan

Seperti yang udah dijelasin sama Tyler Lacoma di artikelnya, kebayang gak sih gimana rasanya kalo tiap saat ngerasa diawasin?. Gak cuma itu aja, data pribadi kita ini juga berpotensi banget disalahgunain buat iklan atau kepentingan lain. Akibatnya, orang-orang di sekitar kita juga jadi tidak nyaman, karena ngerasa direkam tanpa izin. Jadi, makin kuat deh tuh kekhawatiran kita soal privasi.”

Kalau lama-lama dibiarin, kepercayaan kita sebagai pengguna produk Meta bakal berkurang, tentunya ini bakal berpengaruh ke bisnis mereka sendiri. Selain itu, kita juga males pakai fitur AI mereka karena ada kekhawatiran data kita bakal bocor. Dan yang paling nyata, hubungan sosial kita sama orang-orang sekitar bakal renggang karena masalah privasi ini, gak menutup kemungkinan bakal ada laporan ke polisi atau mungkin ada sidang soal masalah privasi ini. Terutama di negara barat yang udah pakai GDPR dan UU serupa di negara-negara lainnya seperti AS.

Upaya perlindungan

Eropa udah lama curiga sama yang namanya penyalahgunaan data pribadi. Makanya, mereka getol banget bikin aturan soal privasi. Selain itu, UU GDPR yang sudah ada diperketat lagi. Meta kalo maksa ngumpulin data kayak gini, bisa kena batunya di benua biru. Aturan ribet itu udah banyak korbannya, Google & Apple salah dua korban mereka.

Misalnya, GDPR menekankan soal “data minimization” (minimalisasi data, prinsip bahwa data yang dikumpulkan harus seperlunya saja), sementara Meta kayaknya pengen ngumpulin sebanyak mungkin data buat AI mereka. Penjelasan tentang data minimization bisa dibaca pada artikel di ICO (Information Commissioner’s Office – UK.

“Sejak lama, Eropa telah menyadari potensi penyalahgunaan privasi, sehingga memperketat regulasi terkait. Praktik pengumpulan data yang dilakukan Meta berisiko melanggar ketentuan GDPR yang kompleks, yang telah berdampak signifikan pada sejumlah perusahaan, termasuk Google dan Apple.”

Eropa sudah mencium penyalahgunaan privasi ini sejak lama, jadi mereka perketat aturan dalam hal privasi ini. Upaya meta yang melakukan praktik pengumpulan data ini bisa jadi nabrak aturan GDPR yang terkenal rumit dan sudah banyak makan korban (salah satunya Google dan Apple).

Terus, GDPR juga ngasih hak ke pengguna buat mengakses, memperbaiki, dan menghapus data mereka (right to access, right to rectification, right to erasure, atau hak untuk mengakses, memperbaiki, dan menghapus data). Apakah Meta memberikan kemudahan itu? Ini yang perlu dipertanyakan.

Kalau Meta terbukti melanggar, bisa kena denda gede, yang bisa mencapai 4% dari pendapatan global tahunan perusahaan seperti yang dijelasin oleh Freshfield.

Penutup

Oke deh, setelah kita kupas tuntas Ray-Ban Meta ini, jadi makin jelas ya kalau teknologi itu emang dua sisi mata uang. Satu sisi, kita dimanjain banget sama kemudahan dan fitur-fitur canggihnya. Bikin hidup jadi lebih seru dan praktis. Tapi di sisi lain, kita juga gak boleh lengah soal privasi data. Ibaratnya, kita dikasih permen manis, tapi jangan lupa juga buat ngecek komposisinya.

Nah, kalau menurut saya pribadi nih, Meta sebagai ‘tukang bikin permen’ ini punya tanggung jawab besar buat mastiin kalau ‘permennya’ ini aman buat dikonsumsi. Mereka perlu kasih jaminan yang jelas dan konkret soal gimana data kita dilindungi, dan mastiin kalau setiap rekaman itu atas dasar persetujuan yang bener-bener sadar dari penggunanya. Transparansi itu kunci banget buat bangun kepercayaan. Setuju gak?

Saya jadi penasaran nih sama pendapat kalian. Gimana pandangan kalian soal keseimbangan antara kemudahan yang ditawarin sama potensi risiko privasi? Apakah kemudahan yang ditawarkan sepadan dengan potensi risiko privasi? Atau kalian punya pengalaman menarik (atau mungkin malah menakutkan!) soal penggunaan teknologi serupa?

Yuk, jangan sungkan buat berbagi di kolom komentar! Siapa tau dari obrolan santai ini, kita bisa sama-sama jadi pengguna yang lebih bijak dan kritis. ๐Ÿ˜‰


Kami dapat menghasilkan komisi dari produk atau layanan yang Anda beli menggunakan tautan dari situs web kami, selengkapnya.

Anda dapat mendukung situs ini agar tetap aktif dan terus memberikan dampak positif bagi pembaca.

Kritik, saran? Klik tombol Umpan Balik



Artikel Terkait

Saran artikel ini dibuat oleh Kudatuli Project


InstaWP

InstaWP adalah alat pengembangan web yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan meluncurkan situs WordPress dengan cepat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *