Wavemaker Partners, perusahaan modal ventura (venture capital) terkemuka di Asia Tenggara yang berinvestasi pada startup dengan model bisnis B2B (business to business), deep-tech, dan bidang keberlanjutan (sustainability), berhasil memenangkan penghargaan “VC Deal of the Year” di Annual Singapore Venture Capital & Private Equity Association (SVCA) Awards Ke-30. Wavemaker telah meraih penghargaan ini selama dua tahun berturut-turut.
Wavemaker memenangkan penghargaan “VC Deal of the Year” atas investasinya pada eFishery, aplikasi koperasi digital terbesar di Indonesia bagi pembudidaya ikan dan udang. eFishery didirikan Gibran Huzaifah dan Chrisna Aditya pada 2013 dengan tujuan untuk mengatasi kendala di pasar produksi akuakultur Indonesia yang bernilai US$ 10 miliar per tahun.
“Kami berinvestasi pada eFishery pada 2018, dan selalu terkesan atas pencapaian Gibran, Chrisna, dan timnya. Setelah menjawab berbagai tantangan, dan dengan publisitas yang minim, mereka membuktikan bahwa membangun usaha rintisan (startup) yang memiliki pertumbuhan pesat, berdampak positif yang luas, serta mendatangkan margin besar itu memungkinkan. Aplikasi koperasi digital di sektor perikanan yang dikembangkan di Indonesia ini merupakan aplikasi pertama di dunia. eFishery bahkan berhasil meningkatkan taraf hidup lebih dari 40.000 pembudidaya ikan. Kami berharap eFishery dapat menginspirasi pebisnis generasi baru agar meluncurkan bisnis yang berdampak positif, berskala luas, dan berkelanjutan di Asia Tenggara,” ujar Paul Santos, Managing Partner Wavemaker Partners.
Wavemaker telah berkiprah selama satu dekade, berkolaborasi dengan pendiri-pendiri untuk menciptakan berbagai peluang di Asia Tenggara. Sejak 2012, Wavemaker telah mendukung 180+ perusahaan, dan 160+ (85%) di antaranya berasal dari segmen model bisnis B2B (business to business), deep-tech, dan/atau bidang keberlanjutan (sustainability). Perusahaan modal ventura ini memiliki aset kelolaan (AUM) senilai lebih dari US$300 juta lewat empat dana di Asia Tenggara. Wavemaker juga telah melakukan 10 exits dengan jumlah total nilai perusahaan di atas US$ 700 juta.
Gibran, Salah Satu Pendiri dan CEO eFishery, berkata, “Sejak kami memulai usaha ini sembilan tahun lalu, kami selalu menjadi pelawan arus (contrarian). Kami merambah segmen teknologi pertanian (AgriTech) ketika sebagian besar usaha rintisan (startup) fokus pada digitalisasi pada segmen konsumen; membangun IoT ketika usaha rintisan lain mengembangkan solusi yang berbasiskan aplikasi; membina ekosistem pedesaan ketika pihak lain menyasar pasar perkotaan. Kami sangat berfokus untuk mengatasi masalah mendasar sekaligus mencermati profitabilitas sejak tahap awal. Itu sebabnya, dalam beberapa sisi pada masa lalu, kami tidak dinilai sebagai investasi yang sangat menarik bagi banyak pemodal ventura (venture capital). Jadi, penghargaan ini tak hanya menjadi kehormatan bagi kami, namun juga pengakuan atas cara kami berbisnis. Dan, untuk banyak hal, penghargaan tersebut merupakan apresiasi bagi investor yang berani mendukung ide kami, terutama ketika tidak ada yang berani saat it. Kami berterima kasih kepada SVCA atas penghargaan ini.”
eFishery awalnya menawarkan alat pakan ikan otomatis (feeder) yang berbasis IoT (Internet of Things). Alat ini membantu pembudidaya di sektor akuakultur menghemat biaya, meningkatkan panen, dan mempersingkat waktu panen. Kebanyakan pembudidaya masih memberikan pakan ikan dan udang secara manual. Hal ini sering kali mengakibatkan pemberian pakan yang berlebihan (overfeeding)â€â€sebuah kendala besar, karena biaya pakan adalah porsi terbesar dalam biaya operasional bagi pembudidaya. Dengan memakai data dari alat ini, eFishery secara strategis meluncurkan marketplace sebagai sarana bagi pembudidaya untuk membeli pakan, memperoleh pinjaman, serta menjual hasil budidayanya.
Kini, eFishery melayani lebih dari 40.000 pembudidaya ikan dan udang di 200.000 tambak di seluruh Indonesia. Pada awal tahun ini, eFishery memperoleh pendanaan Seri C senilai US$ 90 juta yang dipimpin oleh Temasek, SoftBank Vision Fund 2, dan Sequoia Capital India, serta diikuti oleh Northstar Group, Go-Ventures, AquaSpark, dan Wavemaker Partners. Wavemaker pertama kali berinvestasi pada eFishery dalam pendanaan Seri A pada tahun 2018. Pada saat itu, Wavemaker menanamkan nilai investasi yang paling besar untuk eFishery.
“Kami terkesan atas pertumbuhan eFishery yang luar biasa, serta kemampuannya merealisasikan profit dan membuat dampak signifikan dalam kehidupan pembudidaya ikan di Indonesia. Kami memuji kiprah Wavemaker yang sukses menemukan dan mendukung sebuah perusahaan teknologi yang menyasar industri budi daya ikan tradisional,” jelas Doris Yee, Executive Director, SVCA.
SVCA adalah organisasi yang memiliki 180+ anggota, terdiri atas perusahaan modal ventura dan private equity terkemuka di dunia, limited partners, pengelola aset keluarga (family offices), dan penyedia jasa di ekosistem tersebut. Ajang tahunan SVCA Awards ingin merayakan pencapaian perusahaan VC dan PE terbaik, khususnya kontribusi mereka terhadap penciptaan valuasi dan pemberdayaan kewirausahaan melalui investasi portofolio.
Tahun lalu, Wavemaker juga memenangkan “VC Deal of the Year” atas Growsari, platform teknologi B2B yang membantu lebih dari satu juta warung tradisional (sari-sari) meningkatkan layanan, pilihan produk, serta mengakses layanan baru. Growsari membekali warung ini dengan infrastruktur dan sarana yang diperlukan sehingga warung dapat beralih dari gerai FMCG biasa menjadi pusat layanan lengkap. Growsari telah memperoleh pendanaan total senilai US$ 110 juta, termasuk pendanaan Seri C.
Tentang Wavemaker Partners
Wavemaker Partners adalah perusahaan modal ventura (VC) terkemuka di Asia Tenggara yang berinvestasi pada startup tahap awal dengan model bisnis B2B (business to business), deep tech, dan bidang keberlanjutan (sustainability). Sejak 2012, Wavemaker telah mendukung 180+ perusahaan, dan 160+ (85%) di antaranya berasal dari segmen model bisnis B2B, deep tech, dan/atau bidang keberlanjutan (sustainability). Wavemaker memiliki aset kelolaan (AUM) senilai lebih dari US$300 juta lewat empat dana di Asia Tenggara. Wavemaker juga telah melakukan 10 exits dengan jumlah total nilai perusahaan di atas US$ 700 juta. Kini, 75% usaha rintisan yang menjadi portofolio aktif Wavemaker di Asia Tenggara selaras dengan paling sedikit satu dari Target Pembangunan Berkelanjutan UNDP. Sejumlah perusahaan ternama yang menjadi portofolio Wavemaker termasuk eFishery, Growsari, GudangAda, Silent Eight, Borneo, dan Iterative Scopes.
Bergabung dengan Kami Website | LinkedIn | Facebook
Tentang Singapore Venture Capital & Private Equity Association
Singapore Venture Capital & Private Equity Association (SVCA) terbentuk pada 1992 untuk meningkatkan perkembangan industri modal ventura dan PE. SVCA mewadahi aspirasi ekosistem private capital yang terdiri atas investor institusi, pengelola aset keluarga, manajer investasi, serta penyedia layanan di Asia Tenggara, SVCA memperjuangkan kepentingan kolektif anggotanya, serta berkontribusi terhadap perkembangan Singapura sebagai pusat dunia di bidang pengembangan private capital fund. Lewat program penyuluhan aktif, interaksi, kolaborasi, dan memperluas basis keanggotaan, SVCA ingin memajukan perkembangan ekosistem private capital yang dinamis di Asia Tenggara, serta mengandalkan kekuatan private capital guna mencapai target pembangunan berkelanjutan.
Artikel Terkait
Vantage dan Financial Commission bermitra untuk transparansi penyelesaian sengketa
October 20, 2022
MauCariApa.com Akan Meliput Secara Langsung Web3 Developer Bootcamp Di BSD
July 23, 2022
Nonton Piala Dunia Qatar 2022 Di Vidio
November 14, 2022
Buka Data Center Di Jakarta, AWS Bantu Akselerasi Startup & UMKM Melalui Program Proof of Concept (PoC)
May 28, 2021
Google umumkan Pixel terbaru diluncurkan perdana pada 11 Mei 2023
May 11, 2023
AS larang penjualan perangkat lunak antivirus Kaspersky karena hubungan dengan Rusia
July 8, 2024
Saran artikel ini dibuat oleh Kudatuli Project
FlexClip adalah solusi pengeditan video yang paling mudah digunakan untuk pemula.