Hero image for Sehebat apa sih model AI itu? Simak pembahasannya disini!

Sehebat apa sih model AI itu? Simak pembahasannya disini!

Dipublikasikan 05 Juni 2025
Oleh:

Dunia lagi demam AI, dari obrolan di sosmed hingga rapat dewan direksi, Kecerdasan Buatan (AI) jadi primadona. Gimana nggak, Elon Musk sering banget ngebahas potensinya yang bikin ngeri-ngeri sedap, Sam Altman dari OpenAI malah bilang Gen Z dan Milenial pakai ChatGPT buat curhat masalah hidup, Satya Nadella CEO Microsoft pun nggak mau kalah, terus push dan investasi besar-besaran di AI.

Di dalam negeri, Wapres Gibran Rakabuming Raka getol banget kampanye soal AI yang rencananya masuk kurikulum sekolah dari SD sampai SMA mulai tahun ajaran baru, karena menurutnya, siapa yang nggak kuasai AI bakal tersingkir. Meskipun ada juga yang mengkritik fokusnya ini. Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM Budi Arie Setiadi juga dikabarkan lagi siapin panduan etik penggunaan AI. Investasi di sektor AI pun makin gurih, lihat saja langkah MDI Ventures yang mulai melirik keamanan siber berbasis AI. Bank-bank juga nggak mau ketinggalan transformasi digital dengan AI. Katanya sih, banyak profesi baru di bidang AI yang paling dicari, tidak hanya di sektor teknologi dan bisnis, bahkan di bidang perhutanan dan perkebunan, Perhutani melirik Gen AI Alibaba Cloud.

Tapi, apa iya AI ini sudah jadi dewa serba bisa? Terutama untuk topik niche yang tidak terlalu banyak dokumentasi atau sumber sehingga data yang diserap tidak terlalu banyak, seperti yang diungkapkan Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid yang ngaku kalau AI masih sering salah karena datanya belum banyak, tapi juga melihat tantangan kompleks bagi pers di era AI.

Pada percobaan kali ini, kami membawa platform SSG yang sedang digunakan saat ini, Astro, yang dokumentasi dan contoh kasusnya belum sebanyak Gatsby atau Next. Kami menguji beberapa model AI yang sedang hype banget.

Sebelum mulai, ada baiknya kita kenalan dulu sama framework

Catatan: Jangan ikut ketik tanda backtick ( ` ) di awal dan akhir kode/perintah, itu cuma penanda blok kode untuk memudahkan penulisan.

Astro, si gesit yang siap mendunia

Buat yang belum tahu, Astro ini framework web modern buat website yang fokusnya ke konten dan performa super cepat. Dia punya konsep “Islands Architecture”, jadi JavaScript hanya memuat komponen interaktif yang dibutuhin aja, misalnya iklan.

Plusnya Astro:

  • Kenceng banget
  • SEO friendly
  • Sama seperti Next dan Gatsby, Astro bisa jadi SSR atau murni SSG seperti yang kami pakai
  • Fleksibel bisa pakai UI framework apa aja (React, Vue, Svelte, dll.)
  • Pengalaman development asyik, banyak ilmu baru yang bisa digali
  • Buat di Indonesia, ini bisa jadi solusi buat website yang ringan diakses meski koneksi internet kadang labil

Minusnya Astro:

  • Lumayan agak sulit buat yang baru mainan SSG (misal baru banget pindah dari WordPress, Blogspot atau Drupal)
  • Komunitas belum gede seperti Next atau React, jadi kalau nyari referensi agak susah
  • Beberapa konsepnya juga butuh adaptasi lagi kalau baru pindah dari framework lain (misal Next)

Tantangan: Satu spasi yang bikin stres model AI

Masalahnya simpel banget, kita sengaja taruh spasi di tempat yang tidak seharusnya sehingga memicu whitespace atau cuma salah naruh spasi di URL AdSense dalam komponen Astro. Kodenya begini:

// src/components/AdSense.astro
const {
  client = 'ca-pub-XXXXXXXXXXX',
  slot = '12345678',
  format = 'auto',
  responsive = 'true',
} = Astro.props;
// INI DIA BIANG KEROKNYA! Ada spasi antara client= dan ${client}
const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=<spasi>${client}; //dikasih tanda <spasi> supaya mudah dibaca
---
// ... (sisa kode HTML dan script)

Gara-gara spasi itu, URL jadi ...client=%20ca-pub-xxxx yang jelas ditolak mentah-mentah sama server Google, hasilnya ERROR 400 (Bad Request). Manusia yang ngerti dasar pemrograman pasti pasti langsung ngeh. Tapi gimana dengan AI?

Parade AI: Adu jago nalar, siapa yang beneran pintar?

Kita tanya ke beberapa model AI yang katanya punya fitur “reasoning” atau “thinking” canggih. Pertanyaannya mirip-mirip: “Periksa kenapa terjadi error 400” sambil kita kasih potongan kode di atas.

Pertanyaan

Periksa kenapa terjadi error 400 pada kode AdSense.astro (contoh kodenya di atas). Tolong perbaiki.

Inilah jawaban masing-masing model AI.

Qwen (Model Qwen3-235B-A22B dengan fitur Reasoning/Thinking)

📈 Analisa

Anda benar! Spasi setelah client= dalam kode berikut adalah masalah utama:

  • Ada spasi setelah client=
    const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client= ${client};
  • Kesalahan dalam template literal (misalnya, ada line break atau spasi berlebihan).

🔍 Penjelasan

  • Kenapa spasi ini berbahaya: URL tidak boleh mengandung spasi atau karakter ilegal lainnya.
  • Spasi dalam query parameter akan: Diubah menjadi %20 secara otomatis oleh browser, tetapi ini bisa menyebabkan server menolak permintaan
  • Memicu error 400 karena format URL tidak valid

✅ Solusi

Hapus spasi berlebih di client= ${client} sehingga kode akan seperti ini:

const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client= ${client};

Advertisement

Jika Anda masih melihat spasi, kemungkinan:

  • Kode belum disimpan: Pastikan file AdSense.astro sudah disimpan setelah perubahan
  • Caching browser: Bersihkan cache atau coba di incognito mode
  • Linting error: Jika menggunakan editor seperti VSCode, pastikan tidak ada ekstensi yang menambahkan spasi otomatis

🛠️ Verifikasi tambahan

  • Gunakan console.log(srcUrl) untuk memastikan URL yang dihasilkan: https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-XXXXXXXXXXX
  • Tidak boleh ada spasi atau %20.

Cek Network Tab di DevTools :

  • Buka Developer Tools (F12)
  • Pergi ke tab “Network”
  • Pastikan permintaan ke adsbygoogle.js tidak error

💡 Solusi alternatif

Jika masih bermasalah, gunakan encodeURIComponent() untuk memastikan URL aman:

const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client= ${encodeURIComponent(client)};

🏆Penilaian

  • Plus: Jujur susah banget nyari titik plus dari AI satu ini
  • Minus: Jawaban inkonsisten, gagal total deteksi akar masalah yang sudah jelas-jelas kita tunjukkin. Solusinya ngawur, malah nuduh kode belum disimpan, linting dari code editor yang bermasalah atau kita salah manggil komponen. “Reasoning” bilang ada line-break padahal itu literal Qwen sendiri yang ngeformat kode ke garis baru. Beneran nggak nyambung sama sekali.

Buat masalah ini, Qwen cuma buang-buang waktu dan energi kita daripada ngasih solusi.

Claude Sonnet 4

📈 Analisa

Saya melihat masalah utama dalam kode AdSense Astro component Anda yang bisa menyebabkan error 400: Spasi dalam URL, ada spasi setelah client= di srcUrl

// ❌ Salah - ada spasi
const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client= ${client};
// ✅ Benar
const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=${client};

✅ Solusi

Fixed URL spacing: Menghilangkan spasi di URL parameter

const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client= ${client};

🛠️ Verifikasi tambahan

Kemungkinan Penyebab ERROR 400 Lainnya:

  • Invalid Ad Client ID: Pastikan ca-pub Anda adalah ID yang valid dan aktif
  • Policy violations: Site Anda mungkin melanggar kebijakan AdSense
  • Domain restrictions: AdSense mungkin dibatasi untuk domain tertentu
  • Ads.txt missing: Pastikan file /ads.txt sudah dikonfigurasi dengan benar

💡Tips debugging

  • Cek browser console untuk error messages
  • Pastikan domain sudah diapprove di AdSense
  • Verifikasi ads.txt file di root domain
  • Test dengan Ad Unit ID yang berbeda
  • Gunakan salah satu solusi di atas dan periksa console browser untuk error messages yang lebih spesifik.

🏆Penilaian

  • Plus: Claude langsung ngeh masalah spasi setelah client= dan ngasih contoh perbaikan yang benar untuk masalah spasi itu.
  • Minus: Tidak ada

Jauh lebih baik dari Qwen, dia ngerti masalah utama kita. Memberikan solusi opsional berupa tips debugging dan verifikasi tambahan.

Grok (dengan fitur Thinking)

📈 Analisa

Kemungkinan besar, error 400 yang Anda alami disebabkan oleh adanya spasi tambahan pada URL script AdSense di komponen AdSense.astro. Berikut adalah analisis dan solusi untuk masalah tersebut:

Penyebab Error pada baris ini:

const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client= ${client};

Terdapat spasi setelah tanda = dalam parameter client= ${client}. Spasi ini menyebabkan URL menjadi tidak valid, misalnya menghasilkan https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client= ca-pub-XXXXXXXXXXX. URL dengan spasi seperti ini tidak diterima oleh server, sehingga server mengembalikan ERROR 400 (Bad Request) saat browser mencoba memuat script AdSense.

✅ Solusi Hapus spasi tambahan tersebut agar URL menjadi valid. Ubah baris tersebut menjadi:

Advertisement

const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=${client};

Dengan perubahan ini, URL akan terbentuk dengan benar, seperti:

https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-XXXXXXXXXXX, yang merupakan format yang sesuai dengan kebutuhan AdSense.

🛠️ Verifikasi tambahan

Untuk memastikan masalah teratasi, Anda bisa:

  • Cek Network Tab di Browser: Buka tab “Network” di developer tools browser Anda, muat ulang halaman, dan periksa permintaan ke URL AdSense. Pastikan tidak ada spasi di URL dan status responsnya 200 (OK), bukan 400.
  • Periksa Konsol: Lihat apakah ada pesan error lain di konsol browser setelah memperbaiki URL.
  • Kevalidan client: Pastikan nilai client (default: ‘ca-pub-XXXXXXXXXXX’) adalah ID AdSense yang benar dan sesuai dengan akun Anda.

🏆Penilaian

  • Plus: Diagnosa Grok soal spasi sangat akurat, bahkan dia ngeh ada spasi di contoh awal kita. Solusi buat masalah spasinya tepat sasaran. Penjelasan “thinking process”-nya juga logis.
  • Minus: Tidak ada

Tidak jauh berbeda dengan Claude, ngasih jawaban yang OK.

DeepSeek R1 (dengan fitur Think/Reasoning)

📈 Analisa

ERROR 400 (Bad Request) yang Anda alami kemungkinan disebabkan oleh beberapa masalah dalam kode AdSense Anda:

  • Spasi dalam URL srcUrl:
    Pada baris https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client= ${client}, terdapat spasi ekstra setelah client= yang akan menghasilkan URL yang tidak valid seperti: …client= ca-pub-XXXXXXXXXXX
  • Format responsive:
    Nilai responsive = 'true' adalah string, tetapi AdSense mungkin mengharapkan boolean

✅ Solusi

Perbaiki kode Anda menjadi:

// src/components/AdSense.astro
const {
  client = 'ca-pub-XXXXXXXXXXX',
  slot = '12345678',
  format = 'auto',
  responsive = true, // Diubah dari string 'true' ke boolean true
} = Astro.props;
const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=${client}; // Dihapus spasi setelah client=

🏆Penilaian

  • Plus: Sukses besar deteksi dan perbaiki masalah spasi. Strukturnya rapi.
  • Minus: Ini nih, “reasoning”-nya malah bikin masalah baru! DeepSeek salah diagnosa soal responsive = 'true'. Dia bilang harusnya boolean true, padahal AdSense buat atribut data-full-width-responsive memang maunya string "true".

Benerin satu masalah, nambah satu masalah baru. “Thinking”-nya ada, tapi kadang salah kaprah. Perlu lebih banyak belajar API spesifik terutama AdSense.

Meta AI

📈 Analisa

ERROR 400 biasanya berarti permintaan yang dikirimkan ke server tidak dapat diproses karena kesalahan pada sisi klien. Dalam kasus kode AdSense Anda, ada beberapa hal yang perlu diperiksa:

  • Pastikan ID Klien AdSense Benar: Periksa apakah client (ca-pub-XXXXXXXXXXX) dan slot (12345678) yang Anda gunakan sudah benar dan aktif. Pastikan ID klien dan slot iklan sesuai dengan yang diberikan oleh Google AdSense.
  • Pembersihan Spasi pada URL: Pada srcUrl, ada spasi tambahan di antara ?client= dan client.
    Ini bisa menyebabkan URL tidak valid.

✅ Solusi

Ubah menjadi:

const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=${client};

🛠️ Verifikasi tambahan

  1. Pengecekan Atribut responsive: Pastikan atribut data-full-width-responsive diberi nilai yang benar. Karena responsive bernilai string true, pastikan tipe data yang diberikan sesuai dengan harapan AdSense. Jika AdSense mengharapkan boolean, Anda mungkin perlu menyesuaikannya.
  2. Pemuatan Script: Pastikan script AdSense dimuat setelah elemen .adsbygoogle ada di DOM. Kode Anda terlihat sudah menangani ini dengan baik menggunakan client:idle, tapi pastikan tidak ada masalah konkurensi.
  3. Cek Ad Blocker: Pastikan tidak ada ad blocker yang aktif di browser Anda yang mencegah skrip AdSense berjalan dengan benar.
  4. Periksa Konsol Browser: Lihat apakah ada pesan kesalahan lain di konsol browser yang bisa memberikan petunjuk lebih lanjut tentang masalahnya.
  5. Validasi HTML dan Struktur: Pastikan struktur HTML Anda valid dan sesuai dengan dokumentasi AdSense. Kadang-kadang, struktur yang tidak tepat bisa menyebabkan masalah.

🏆Penilaian

  • Plus: Ngenalin masalah spasi (poin ke-2). Ngasih daftar cek umum yang berguna. Lebih hati-hati soal atribut responsive dibanding DeepSeek.
    Advertisement
  • Minus: Sudah bagus tapi nggak ngebahas scope srcUrl.

Penjelasan langsung ngena, terutama soal spasi dan ngasih tips tambahan. Tapi sayangnya nggak ngebahas scope srcUrl. Walaupun dalam kasus ini, scope tersebut bukan masalah utama kita. Jadi bisa kita kesampingkan dan fokus ke inti masalah.

Gemini 2.5 Pro (Preview)

📈 Analisa

Terdapat dua masalah utama dalam kode komponen Astro Anda yang kemungkinan besar menyebabkan ERROR 400 (Bad Request) saat memuat skrip AdSense:

  • Spasi ekstra pada srcUrl pada baris ini:
    const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client= ${client}; . Ada spasi setelah client= dan sebelum ${client}. Ini akan membuat parameter client menjadi tidak valid saat URL diminta. Parameter URL seharusnya tidak memiliki spasi yang tidak di-encode seperti itu. Google AdSense akan menolak permintaan dengan parameter client yang salah format, yang bisa mengakibatkan ERROR 400.

✅ Solusi

Hapus spasi ekstra dari srcUrl. Berikut adalah kode yang telah diperbaiki:

const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client= ${client};

🏆Penilaian

  • Plus: Seperti yang lain (kecuali Qwen), Gemini juga langsung ngarah ke masalah spasi yang memang jadi masalah utama, bagusnya dia tidak mendefinisikan responsive = true sebagai boolean.
  • Minus: Tidak ada

Respon dari Gemini cukup bagus dan tidak ngawur dengan mengatakan true harus berupa boolean, bukan string. Padahal AdSense untuk masalah responsive memang mengharapkan string.

ChatGPT (Reasoning o4-mini)

📈 Analisa

Masalahnya ada di baris ini:

const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client= ${client};

Karena kamu menyisipkan spasi sebelum interpolasi ${client}, URL yang terbentuk akan mengandung %20ca-pub-9583…, jadi Google mengembalikan 400 Bad Request.

✅ Solusi

Hapus spasi ekstra, sehingga query-param client langsung menempel pada =:

const srcUrl = https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=${client};

💡Tips tambahan

  • Jangan load skrip AdSense berkali-kali. Pastikan komponen ini hanya dipakai sekali per halaman.
  • Gunakan client:idle untuk menunda eksekusi sampai idle, seperti yang sudah kamu lakukan, agar tidak blocking render.
  • Sekarang coba rebuild dan cek network tab — ERROR 400 harusnya hilang dan iklan akan muncul normal.

🏆Penilaian

  • Plus: Tanpa basa-basi, langsung to the point benerin masalah spasi. Ngasih tips tambahan yang relevan.
  • Minus: Tidak ada

Cukup bagus dan cepat tanggap buat masalah utama.

Info: Sebenarnya di kode const srcURL ada backtick `
`https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client= ${client};`
tapi karena editor yang kami pakai tidak mendukung backtick di block code, jadi backtick tersebut dihilangkan.

Yang bilang AI begini, yang bilang begitu: Suara-suara para tokoh

Dari eksperimen kecil kita, kelihatan kan AI ini nggak se-ajaib itu. Menteri Meutya Hafid ada benarnya, data AI mungkin belum cukup atau “pemahamannya” belum sedalam itu. Ini juga jadi catatan buat Wapres Gibran yang pengen AI jadi bagian dari kurikulum; penting banget ngajarin anak muda buat kritis dan nggak cuma jadi pengguna pasif. Sam Altman sendiri terus berinovasi, tapi kayaknya “AI serba bisa” itu masih jauh. Bahkan ada cerita insinyur Microsoft yang dipecat gara-gara AI buatannya sendiri, ironis ya?

Penutup

Dari uji coba di atas, jelas banget:

  1. AI bukan paranormal: Dia nggak selalu tahu apa yang kita mau, apalagi kalau instruksi kita ambigu atau masalahnya ada di detail kecil yang butuh pemahaman konteks mendalam.
  2. “Reasoning” & “Thinking” masih jauh dari sempurna: Fitur ini keren buat marketing, tapi di lapangan, AI masih sering “nge-blank”, salah fokus, bahkan “halusinasi” (kayak Qwen yang lihat line break & menambah tiga spasi atau DeepSeek yang salah soal atribut responsive).
  3. Kualitas beda-beda: Tidak semua AI diciptakan setara. Ada yang nyaris nggak guna (maaf Qwen, buat kasus ini kamu payah), ada juga yang bagus lumayan (Claude, Grok, GPT-4o, Gemini, Meta), ada yang ngasih solusi tapi nambah masalah baru (DeepSeek).
  4. Manusia tetap jadi kunci: Secanggih apapun AI, otak manusia, logika, pengalaman, dan kemampuan berpikir kritis kita belum ada gantinya. AI bisa jadi asisten super buat nulis boilerplate code, nyari bug umum, atau ngasih ide. Tapi buat validasi akhir, optimasi, dan mikirin arsitektur yang bener, kita yang pegang kendali.

Jadi, kita tidak boleh lupa kalau AI itu alat bantu, bukan pengganti otak. Pakai dengan bijak, selalu verifikasi outputnya, dan jangan pernah berhenti belajar dan berpikir kritis. Kalau nggak, ya siap-siap aja nanti kita yang “diperintah” sama AI, bukan sebaliknya.

Advertisement

Artikel ini tersedia berkat dukungan Lita Purnama

Dan para kontributor lainnya yang mendukung MauCariApa.com.

Dukung Kami
Telkomsel Orbit logo

Telkomsel Orbit

Penyedia layanan internet rumah yang menggunakan perangkat modem WiFi tanpa langganan

Diskusi & Komentar

Panduan Komentar
  • • Gunakan bahasa yang sopan dan konstruktif
  • • Hindari spam, promosi, atau link yang tidak relevan
  • • Komentar akan terus dipantau secara berkala

Tentang Penulis

Anton Toni Agung

Anton Toni Agung

Blogger amatir di MauCariApa.com, suka sejarah dan nulis kalau gabut

MauCariApa.com

MauCariApa.com

MauCariApa.com hadir sebagai wadah bagi para pencinta teknologi untuk saling belajar dan berkembang

Advertisement