Pada tahun 2024, media sosial terus menjadi bagian integral dalam kehidupan anak muda di Indonesia. Dengan pertumbuhan akses internet yang pesat dan penggunaan perangkat pintar yang meluas, platform-platform digital seperti Instagram, TikTok, dan Twitter tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga ruang ekspresi diri, interaksi sosial, serta sumber informasi.
Anak-anak muda Indonesia semakin aktif memanfaatkan media sosial untuk berbagai tujuan, mulai dari membangun komunitas, memperluas jejaring, hingga mengekspresikan aspirasi mereka dalam bidang kreativitas, bisnis, dan isu-isu sosial politik. Perkembangan ini membawa pengaruh besar terhadap pola pikir serta peran mereka dalam masyarakat.
Tinjauan penggunaan media sosial
Penggunaan media sosial dalam skala global
Sekitar 5,17 miliar orang di seluruh dunia kini aktif terlibat dalam platform media sosial, mewakili 63,7% dari total populasi global. Angka-angka ini menunjukkan bahwa situs jejaring sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian kita.
Media sosial menjadi jendela bagi mereka untuk mengakses berbagai tren global, memengaruhi preferensi mode, pola konsumsi, hingga pandangan mereka tentang isu-isu sosial dan politik.
Di bawah ini adalah rincian pertumbuhan pengguna media sosial secara global dari 2014 hingga 2024:
Year | Social Media Users Globally | Growth in % Compared to the Last Year |
---|---|---|
2014 | 2.03 billion | – |
2015 | 2.07 billion | 1.97% |
2016 | 2.30 billion | 11% |
2017 | 2.79 billion | 21% |
2018 | 3.19 billion | 9% |
2019 | 3.48 billion | 9.2% |
2020 | 3.96 billion | 13.7% |
2021 | 3.48 billion | 13.13% |
2022 | 3.62 billion | 3.19% |
2023 | 4.95 billion | 7.07% |
2024 | 5.17 billion | 4.44% |
Sumber: https://backlinko.com/social-media-users, https://datareportal.com/reports/digital-2014-global-social-media-users-pass-2-billion-mark
Kembali pada tahun 2014, ada 2,95 miliar pengguna internet, 2,03 miliar di antaranya aktif di situs jejaring sosial. Karena saat ini ada 5,17 miliar pengguna media sosial pada tahun 2024, ini adalah peningkatan sekitar 154,68% setelah 10 tahun. Sekarang, dalam hal tahun dengan pertumbuhan yang paling luar biasa, tahun 2017 memiliki yang tertinggi, dengan peningkatan 21% pada pengguna media sosial.
Pada tahun 2014, terdapat 2,95 miliar pengguna internet, dengan 2,03 miliar di antaranya aktif di situs jejaring sosial. Pada tahun 2024, jumlah pengguna media sosial meningkat menjadi 5,17 miliar, yang merupakan peningkatan sekitar 154,68% dalam 10 tahun. 2017 merupakan tahun dengan pertumbuhan paling signifikan, dengan peningkatan 21% dalam jumlah pengguna media sosial.
Penggunaan media sosial di Indonesia
Di Indonesia, dampak media sosial semakin nyata, terutama di kalangan anak muda yang tidak hanya menggunakan platform ini untuk berkomunikasi, tetapi juga untuk membentuk cara pandang mereka. Dengan populasi terbesar keempat di dunia, dari total 278,7 juta penduduk Indonesia, setidaknya 185,3 juta di antaranya telah menggunakan internet.
Lebih lanjut, 49,9% dari masyarakat Indonesia memiliki akun media sosial. Ini berarti ada sekitar 139 juta pengguna media sosial di Indonesia, berdasarkan data dari We Are Social.
We Are Social melaporkan bahwa pada Januari 2024, 75% dari seluruh pengguna internet di Indonesia aktif di setidaknya satu platform media sosial. Dari jumlah itu, 46,5% adalah perempuan, sementara 53,5% adalah laki-laki,” demikian isi laporan tersebut.
Dari data tersebut, 57,1% responden menyatakan menggunakan media sosial untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan teman. Setidaknya 53,1% mengikuti akun media sosial teman, keluarga, atau kerabat mereka.
Lebih lanjut, 58,9% responden menggunakan media sosial sebagai sarana hiburan di waktu luang. Hal ini juga tercermin dari 42,8% responden yang mengikuti akun band dan penyanyi, serta 41,4% yang mengikuti akun hiburan, meme, dan parodi.
Interaksi dengan konten digital dari berbagai budaya juga memperkaya perspektif mereka, menjadikan media sosial sebagai kekuatan yang signifikan dalam membentuk identitas dan aspirasi anak muda Indonesia.
Penggunaan media sosial dalam kampanye dan isu politik
Kampanye singkat menjelang Pemilu 2024 mendorong calon presiden, caleg, dan partai politik untuk memaksimalkan teknologi komunikasi, terutama media sosial, guna berinteraksi dengan pemilih.
Cara kampanye tradisional mulai ditinggalkan, mengingat pada 2022, pengguna internet di Indonesia mencapai 210 juta, dengan mayoritas mengakses media sosial. Generasi milenial dan Gen-Z, yang akan menjadi 40-50% pemilih 2024, sangat aktif di media sosial dan mahir menggunakan teknologi.
Pada pengesahan UU Omnibuslaw dan putusan MK tentang batas usia calon bupati/walikota, media sosial digunakan untuk “berperang” antara pihak pendukung dan pihak yang menolak kedua produk hukum tersebut.
Dampak media sosial terhadap anak muda Indonesia
Dalam jurnal berjudul “Dampak Penggunaan Media Sosial Terhadap Perkembangan Remaja Ditinjau dari Aspek Hukum dan Kesehatan,” yang ditulis oleh Umi Nurul Fadilah, Dina Septiarini, Laveyzra Dyashafa Nasywa Putri, dan Anderi Fansurna dari Politeknik Kesehatan Banjarmasin, dibahas bagaimana media sosial mempengaruhi perkembangan anak remaja. Jurnal ini mengupas topik tersebut dari sudut pandang hukum serta dampak terhadap kesehatan remaja.
Pada jurnal ini, penulis membahas secara komprehensif dampak penggunaan media sosial pada perkembangan remaja, baik dari aspek kesehatan fisik dan mental, sosial, maupun hukum. Penelitian dilakukan menggunakan metode studi pustaka yang menganalisis literatur dan hasil penelitian terkait. Media sosial, sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern remaja, memiliki pengaruh yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan mereka.
Dampak positif dari media sosial mencakup berbagai aspek, seperti mempermudah komunikasi, meningkatkan keterampilan teknologi, dan memperluas jaringan pertemanan. Melalui media sosial, remaja dapat mengakses informasi secara cepat dan efisien, mengikuti perkembangan teknologi, serta mengembangkan kreativitas melalui platform berbagi konten. Selain itu, media sosial juga dapat menjadi sarana bagi remaja untuk mengekspresikan diri dan membentuk identitas sosial mereka di dunia digital. Dalam konteks pendidikan, media sosial dapat mendukung proses belajar melalui akses ke sumber daya belajar, video edukatif, dan diskusi kelompok secara online.
Namun, dampak negatif media sosial tidak dapat diabaikan. Kecanduan media sosial menjadi salah satu masalah utama yang sering dialami remaja, mengakibatkan penurunan produktivitas, ketergantungan emosional pada validasi sosial, dan pengurangan waktu untuk aktivitas fisik dan sosial di dunia nyata. Kesehatan mental remaja juga terpengaruh, dengan peningkatan tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang sering dikaitkan dengan perbandingan sosial yang tidak sehat, cyberbullying, serta eksposur terhadap konten yang tidak sesuai. Selain itu, penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengganggu pola tidur remaja, mengakibatkan kelelahan dan penurunan konsentrasi.
Dari perspektif hukum, penggunaan media sosial oleh remaja dapat menimbulkan masalah yang lebih serius. Remaja yang belum sepenuhnya memahami konsekuensi hukum dari perilaku mereka di dunia digital berisiko terlibat dalam tindakan melanggar hukum, seperti pencemaran nama baik, penyebaran berita palsu (hoaks), hingga kejahatan yang lebih berat seperti penganiayaan dan pembunuhan yang dipicu oleh konflik di media sosial. Dalam hal ini, Undang-Undang Perlindungan Anak dan berbagai regulasi terkait teknologi informasi memainkan peran penting dalam melindungi anak-anak dari kejahatan siber serta dalam memberikan sanksi kepada pelaku kejahatan. Namun, sering kali remaja tidak menyadari bahwa tindakan mereka di media sosial dapat memiliki implikasi hukum yang serius.
Pengawasan orang tua dan edukasi tentang penggunaan media sosial secara bijak sangatlah penting. Orang tua perlu terlibat aktif dalam mengawasi aktivitas digital anak-anak mereka, memberikan pemahaman tentang risiko yang terkait dengan penggunaan media sosial, serta mengajarkan keterampilan literasi digital yang diperlukan untuk mengenali dan menghindari informasi palsu atau berbahaya. Pemerintah, sekolah, dan lembaga swadaya masyarakat juga memiliki peran penting dalam memberikan edukasi yang komprehensif tentang penggunaan media sosial yang aman dan bertanggung jawab bagi remaja.
Wawasan platform media sosial
Platform media sosial sebagai referensi
Pengguna media sosial di Indonesia kini tidak hanya menggunakan platform tersebut untuk berkomunikasi atau berbagi momen, tetapi juga untuk mencari informasi mendalam mengenai produk. Banyak dari mereka yang lebih memilih menggali detail produk melalui jejaring sosial karena interaksi langsung dengan pengguna lain memungkinkan adanya ulasan yang lebih jujur dan transparan. Selain itu, beberapa orang aktif berkontribusi di situs-situs review, forum diskusi, dan platform tanya jawab. Informasi yang ditemukan di sumber-sumber ini sering kali dianggap lebih akurat, relevan, dan terkini dibandingkan hasil pencarian dari mesin pencari biasa.
Platform media sosial teratas
Mengetahui platform tertentu tempat pengguna online menghabiskan sebagian besar waktu mereka sangatlah penting. Mengidentifikasi platform tempat pengguna paling aktif membantu mengoptimalkan strategi pemasaran, pembuatan konten, dan keterlibatan audiens.
Facebook mempertahankan posisinya sebagai platform media sosial yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Pada tahun 2004, Facebook mencapai 1 juta pengguna. Sejak diluncurkan, Facebook secara konsisten menarik pengguna baru. Saat ini, situs media sosial ini membanggakan 3,06 miliar pengguna aktif bulanan.
Meskipun YouTube berada di peringkat kedua setelah Facebook dalam hal memiliki pengguna paling aktif, baru-baru ini YouTube telah digantikan oleh WhatsApp. WhatsApp kini telah mengumpulkan 2,78 miliar pengguna aktif bulanan, sementara YouTube memiliki 2,70 miliar.
Grafik di bawah ini menunjukkan 10 platform media sosial yang paling banyak digunakan dan pengguna aktif bulanannya.
Jenis konten populer
Pada awal tahun 1990-an, seiring meningkatnya penggunaan media sosial, konten berbasis teks seperti blog merupakan bentuk ekspresi utama. Namun, saat ini, pembuatan konten telah berkembang hingga mencakup berbagai format, termasuk foto, video, meme, GIF, dan banyak lagi.
Selain itu, video berdurasi pendek telah menjadi jenis konten yang dominan di platform media sosial terkemuka. TikTok, yang dikenal dengan video-videonya yang singkat, melayani rentang perhatian yang lebih pendek dari pengguna internet saat ini. Menyusul keberhasilan TikTok, Instagram memperkenalkan “Reels,” dan YouTube meluncurkan “Shorts,” yang menawarkan versi ringkas dari konten video biasa.
Masa depan media sosial
Di luar media sosial, perangkat AI telah menyempurnakan cara orang bekerja dan berkreasi. Sejalan dengan ini, konten yang dihasilkan AI juga berkembang pesat di berbagai platform media sosial. Perangkat AI memudahkan orang untuk membuat konten. Bisnis juga diuntungkan dari kemajuan ini, terutama dengan munculnya chatbot bertenaga AI. Chatbot ini dirancang untuk menanggapi pertanyaan daring di platform media sosial secepat mungkin. Jadi di masa depan, AI kemungkinan akan menjadi bagian integral dari situs jejaring sosial.
Kesimpulan
Media sosial tidak lagi sekadar tren, tetapi telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita. Seiring dengan perubahan teknologi dan perilaku pengguna, lanskap media sosial terus berevolusi. Untuk memanfaatkan potensi penuh dari platform-platform ini, penting bagi kita untuk selalu mengikuti perkembangan terbaru dan menyesuaikan strategi kita.
Media sosial memiliki dampak yang besar dan luas terhadap perkembangan remaja. Selain menawarkan berbagai manfaat, media sosial juga membawa risiko signifikan yang mempengaruhi kesehatan mental, sosial, dan bahkan legalitas tindakan remaja. Oleh karena itu, diperlukan upaya bersama dari orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan untuk memastikan penggunaan media sosial yang sehat, produktif, dan aman bagi generasi muda. Pengawasan yang ketat dan regulasi yang tepat sangat diperlukan untuk meminimalkan dampak negatif sekaligus memaksimalkan manfaat positif yang dapat diperoleh remaja dari media sosial.
Wawasan lengkap mengenai penggunaan, demografi, dan pertumbuhan media sosial secara global maupun regional dapat Anda lihat di halaman blog Indectron.
Indectron adalah penyedia layanan colocation dan cloud yang cukup terkenal di Inggris, beberapa pelanggan mereka yaitu openreach, nationalgrid telecom, Vodafone, Neos Network, Lumen dan lain-lain. Shield House, pusat data milik Indectron, menyediakan layanan colocation yang handal dan efisien, serta terhubung dengan berbagai jaringan global.
Artikel Terkait
Peran penting Keamanan Siber di tengah panasnya geopolitik dunia
December 22, 2023
Mengenal jenis metode transfer bank di Indonesia
August 16, 2023
Kasab Trans, Food Delivery Lokal Bandung Barat
April 3, 2023
Buat Website Apapun Menjadi Multi-Bahasa Dengan Weglot
April 12, 2021
Bluehost, Hosting Rekomendasi WordPress
April 8, 2021
Sikap yang Harus Diperhatikan saat Melakukan Wawancara Kerja
October 6, 2024
Saran artikel ini dibuat oleh Kudatuli Project
Telkomsel Orbit adalah layanan internet rumah yang menggunakan modem WiFi dan paket data tanpa perlu berlangganan.