Distro Linux yang pertama kali saya gunakan adalah Ubuntu 8.04, pada saat itu saya masih semester 3 di salah satu kampus swasta di kota Bandung. Awal mula ketertarikan saya pada Linux adalah dosen yang mengajar di kelas menjelaskan tentang sistem operasi sumber terbuka yang dapat dimodifikasi dan bebas virus (karena pada saat itu pengguna Windows kerap diserang oleh berbagai macam virus).
Karena banyaknya distribusi Linux yang ada, dan terus bertambah dari waktu ke waktu, saya mulai menjajal satu per satu distro yang ada pada saat itu. Diantaranya adalah Ubuntu, CentOS, dan Debian. Karena ketiga distro Linux tersebut cukup user-friendly. Seiring berjalannya waktu, distro Linux sudah mencapai ratusan karena distro besar seperti Red Hat, Debian dan Gentoo dimodifikasi dan jadilah distro baru berdasarkan sifat-sifat distro besar tersebut, atau disebut distro turunan. Contoh distro turunan yaitu Ubuntu yang mengikuti filosofi Debian, atau Oracle Linux yang mengikuti filosofi Red Hat.
Distro turunan biasanya menggunakan paket manajer, struktur direktori atau cara pengoperasian yang mirip dengan distro asalnya, sehingga ada persamaan paket manajer antara Oracle Linux dan Red Hat. Yang membedakan keduanya ada pada harga, yaitu Oracle Linux dapat digunakan secara komersial & gratis, sedangkan Red Hat harus berlangganan tahunan untuk dapat digunakan secara komersial (untuk penggunaan pribadi kedua distro ini sama-sama gratis).
Dalam komunitas Linux, tidak jarang menginstal dan menggunakan beberapa distribusi (atau distro) Linux yang berbeda dari waktu ke waktu – sebuah proses yang disebut distro hopping. Lagi pula, ada ratusan distro berbeda yang tersedia – dan karena masing-masing distro sering kali diarahkan untuk memberikan pengalaman optimal bagi pengguna atau kasus penggunaan tertentu (misalnya, bermain game), sudah menjadi hal yang lumrah untuk berasumsi bahwa pasti ada distro Linux tertentu.
Oleh karena itu, distro hopping adalah hal yang umum di antara banyak (mungkin sebagian besar) pengguna Linux. Dan sangat umum bagi pengguna Linux untuk memperdebatkan pilihan distro Linux mereka kepada pengguna Linux lain, atau merekomendasikan pengguna lain untuk mencoba distro Linux tertentu yang baru saja mereka instal. Namun saya menyadari bahwa ini adalah nasihat yang buruk, dan mencoba banyak distro Linux yang berbeda hanya membuang-buang waktu saja.
Artikel Terkait
GoDaddy, Layanan Hosting Kelas Dunia
April 6, 2021
Linode, Hosting Alternative AWS & Google Cloud
May 2, 2021
Kasab Trans, Food Delivery Lokal Bandung Barat
April 3, 2023
Google Cloud, Layanan Cloud Alternative AWS & Azure
April 11, 2021
Perkembangan media sosial pada anak muda Indonesia 2024
October 24, 2024
Roadmap, Ide, Rilis Ungu.in Versi 3.0
January 1, 2023
Saran artikel ini dibuat oleh Kudatuli Project
InstaWP adalah alat pengembangan web yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan meluncurkan situs WordPress dengan cepat